By Dias Toeti
Jadah merupakan nama sebuah jajanan berbahan dasar beras ketan. Di daerah tempat tinggal saya, ada yang menyebutnya gemblong.
Bagi sekelompok orang, jadah atau gemblong menjadi jajanan wajib pada acara lamaran maupun pernikahan. Jika tidak ada jajanan yang satu ini, katanya serasa kurang lengkap. Jadi harus ada, tidak boleh tidak!
Bahan yang diperlukan selain beras ketan adalah kelapa parut dan garam. Kelapanya yang sedang-sedang saja. Tidak terlalu muda, juga tidak terlalu tua.
Untuk mengetahui cara pembuatan jadah bukanlah hal yang sulit. Tinggal browsing saja di internet. Atau download dulu aplikasi layanan berbagi dan mencari resep. Di sana sudah banyak yang membagikan resepnya.
Masalah resep per-jadah-an, terus terang saya tidak berani menuliskan. Membuat saja belum pernah kok bagi-bagi resep. Lalu apa kata orang?
Nah, kalau tentang rasa bolehlah bertanya pada saya. Meskipun bukan jajanan kesukaan saya, tapi setidaknya dari kecil sampai sekarang sudah sering menikmatinya. Menurut saya, 'tingkat kegurihan' jadah itu tergantung komposisi bahannya. Bila kelapanya banyak, rasanya lebih gurih dan legit.
Di samping komposisi bahan, rasa jadah juga ditentukan dari cara penyajiannya. Saya lebih suka yang disajikan begitu saja. Iya, jadah original namanya. Ini yang paling enak di lidah saya.
Namun, enak itu relatif. Ada yang bilang, jadah itu lebih enak yang digoreng. Tapi ada juga yang bilang lebih enak yang dibakar. Yang jelas, paling tidak enak bila dibilang anak jadah. Heheee…
Selamat menikmati hari libur sambil membayangkan gurihnya jadah…
Gubug Grobogan, 25 Oktober 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar