Jam 2 dini hari seorang wanita terbangun. Seperti hari lainnya, ia hendak menuju ke tempat wudu. Sebelum mengambil air wudu, biasanya mampir wastafel untuk menggosok gigi dulu.
Namun belum sampai wastafel, langkahnya terhenti di dekat mesin cuci. Matanya terbelalak melihat pemandangan yang tak biasa. Pakaian kotor menggunung di keranjang cucian. Lebih terkejut lagi saat menoleh ke bak cucian piring. Penuh dengan tumpukan piring, gelas, dan peralatan masak kotor yang sudah sedikit bau.
Mendadak hatinya terasa sumpek. Ia menggigit bibir bawahnya sambil mengepalkan tangannya. Menahan diri agar tak meledak amarahnya. Iya, emosinya tiba-tiba menjadi tak stabil. Barangkali rasa lelah yang memicunya.
Seminggu belakangan, ia memang sibuk mengikuti pelatihan daring. Waktunya banyak tersita untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus segera dikumpulkan. Sehingga urusan rumah tangganya pun keteteran.
'Kreeeeekkk...'
Wanita itu menarik kursi dari bawah meja makan. Perlahan dihempaskan pantatnya ke tempat duduk yang terbuat dari rotan. Kemudian menghela nafas panjang. Tak berselang lama, tampak mulutnya menggumam. Lirih melafalkan kalimat istighfar berulang-ulang.
Setelah agak tenang, ia beranjak dari duduknya. Bergegas mengambil air wudu, lantas buru-buru menuju tempat salat. Selepas menunaikan salat tahajud, ia menengadahkan tangan, melangitkan doa, dan memohon ampunan-Nya.
Usai berdoa, ia terus melakukan aktivitas kerumahtanggaan yang sempat tertunda. Mencuci pakaian, membersihkan dapur dan seisi rumah. Ia melakukan semua itu dengan wajah ceria. Bahkan sangat ceria.
Toh dengan amarah juga tak akan memperbaiki keadaan, begitu pikirnya. Pakaian, dapur dan seisi rumah tidak serta merta bersih begitu saja dengan kesal dan marah. Apalagi dengan keluhan. Justru akan menimbulkan masalah.
Wahai Wanita, kamukah wanita di dalam cerita di atas? Wanita yang cantik hatinya. Wanita yang bisa menahan amarah ketika melihat pakaian, dapur dan seisi rumah serba kotor. Wanita yang bisa menenangkan diri ketika menghadapi masalah. Wanita yang bisa menyejukkan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar